MENGENAL SISTEM INFORMASI


Istilah TI (Teknologi Informasi) atau IT (Information Teknologi) yang populer saat ini adalah bagian dari mata rantai panjang dari perkembangan istilah dalam dunia SI(Sistem Informasi) atau IS(Information Sistem). Istilah TI memang lebih merujuk pada teknologi yang digunakan dalam menyampaikan maupun mengolah informasi, namun pada dasarnya masih merupakan bagian dari sebuah sistem informasi itu sendiri. TI memang secara nota bene lebih mudah dipahami secara umum sebagai pengolahan informasi yang berbasis pada teknologi komputer yang tengah terus berkembang pesat.

Sebuah Sistem TI atau selanjutnya akan disebut STI, pada dasarnya dibangun di atas lima tingkatan dalam sebuah piramida STI. Berurutan dari dasar adalah: konsep dasar, teknologi, aplikasi, pengembangan dan pengelolaan.
Pengantar STI
1. Konsep Dasar
Konsep memberikan pemahaman yang penting dan menyeluruh dari sebuah STI yang tengah dibangun. Setidaknya ada 4 (empat) konsep dasar dari sebuah STI yang harus dipahami secara umum.
1. Konsep tentang sistem yang tengah berlangsung atau berlaku. Ini penting karena STI itu sendiri adalah sebuah sistem dan merupakan bagian dari sistem pula, misalnya dalam sebuah perusahaan.
2. Konsep tentang informasi. Informasi tentu saja adalah produk yang diharapkan dapat dihasilkan dari sebuah STI dan informasi adalah sebuah fokus yang harus mendapatkan pemahaman serius secara umum dan merata.
3. Konsep yang menyangkut komponen-komponen pembentuk STI itu sendiri.Pemahaman akan hal tersebut akan berguna saat proses penerapan STI tersebut sebagai satu kesatuan yang utuh.
4. Konsep tentang pemahaman informasi yang dihasilkan dari STI yang dikembangkan. Dengan memahami tipe-tipe/jenis-jenis pemanfaatan informasi, maka dapat diketahui karakteristik/macam ragam informasi yang relavan untuk dihasilkan oleh sebuah STI.

2. Teknologi
Diatas konsep dasar dapat ditentukan teknologi yang akan digunakan dalam STI yang akan dikembangkan.Dapat apapun yang dapat memberi nilai tambah dalam proses STI.
3. Aplikasi
Pengaplikasian dari STI dapat diterapkan dengan berbagai cara. Bisa diterapkan mengikuti fungsi-fungsi organisasi atau tingkatan manajemen dimana STI tersebut akan diaplikasikan. Beberapa contoh STI yang diaplikasikan mengikuti fungsi-fungsi organisasi yang ada misalnya, MIS(Marketing information Sistem) untuk Bagian Penjualan, HRIS (Human Resources Information Sistem) untuk Bagian Keuangan.
4. Pengembangan
STI dapat dikembangkan melalui beberapa cara, Antara lain:
1. SDLC (Sistem Development Life Cycle), yang menempuh tahapan analisis, desain, implementasi dan perawatan dalam siklus hidupnya.
2. Metode paket (Package), yang merupakan pembelian modul dalam bentuk paket STI.
3. Prototype, mengandalkan pengembangan paket kecil secara terus-menerus selama digunakan sampai prototype tersebut memiliki bentuk jadi yang diinginkan.
4. EUC (End User Computing) yang dikembangkan dan dioperasikan oleh pihak ketiga/vendor.

5. Pengelolaan
Tahap paling tinggi dari pengembangan STI adalah pengelolaan STI itu sendiri yang telah beroperasi. Ada 2(dua)isu penting tentang pengelolaan STI.
1. Pertama,pengendalian dan control terhadap STI itu sendiri. Kontrol yang tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan STI tidak dapat mencapai tujuan.
2. Kedua, etika dan politik informs yang juga harus diberikan perhatian yang cukup. Pengelolaan dibidang ini yang dilakukandengan tidak tepat mungkin akan menurunkan kinerja. Demikian juga dengan pengelolan politik informasi. Banyak STI yang secara teknis bagus, tetapi mengalami kegagalan dalam penerapannya karena adanya politik informasi yang menggagalkan STI tersebut. Salah satu diantaranya adalah adanya resistance to change atau keengganan berubah karena STI yang diterapkan ini akan menurunkan kekuasaan atau kesempatan seseorang yang menyebabkan yang bersangkutan enggan menerima STI yang ada.

Informasi Dalam STI
Dalam sistem teknologi informasi, selanjutnya disebut STI,serumit apa pun atau sederhana apa pun pengembangannya,terdapat satu inti tujuan, yaitu menghasilkan informasi itu sendiri. Sesederhana apapun STI yang dikembangkan, jika bisa menghasilkan informasi yang diharapkan, maka pengembangannya bisa dikatakan berhasil. Namun dilain pihak, secanggih apapun STI yang dikembangkan, jika tidak dapat menghasilkan informasi yang diharapkan, maka pengembangan STI yang canggih tersebut dikatakan gagal.
Kata ’informasi’ telah menjdi urat nadi pengembangan STI. Lalu, apakah informasi itu sendiri? Telah disepakati secara umum, informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang berguna bagi para pemakainya.Dalam mencermati kalimat tersebut perlu diperhatikan bahwa data yang diolah menjadi bentuk yang berguna,tidak hanya sekedar memiliki arti.
Di dalam STI,sebuah informasi dapat dikatakan berguna apabila ditopang oleh tiga hal:
1. Tepat pada kebutuhannya atau relevan
2. Tepat pada waktunya atau timelines
3. Tepat nilainya atau accurate
Dalam STI, informasi yang tidak didukung oleh ketiga hal tersebut tidak dapat dikatakan sebagai informasi yang berguna, tetapi dapat dikatakan sebagai informasi sampah atau garbage. Kelak anggapan tersebut memunculkan hukum Gi=Go(Garbage in=Garbage out/Sampah yang masuk=sampah yang keluar). Dalam perkembangannya, informasi di dunia STI banyak dipengaruhi oleh keterlibatannya dalam dunia organisasi bisnis yang memang merupakan konsumen terbesar dari pengembangan STI. Hal tersebut mengakibatkan informasi dalam STI secara umum disebutkan memiliki 3 tipe (Jogiyanto HM) sebagai berikut:
1. Informasi Pengumpulan Data (Scorekeeping information). Merupakan informasi yang mengambil bentuk berupa akumulasi atau pengumpulan data untuk menjawab pertanyan, ”Am I doing well or badly?” Apakah saya sudah mengerjakannya dengan baik atau belum?. Dalam sebuah orgnisasi bisnis atau perusahaan,informasi ini berguna bagi manajer tingkat bawah untuk mengevaluasi kinerja personel-personelnya.
2. Informasi Pengarah Perhatian(Attention Directing Information). Merupakan informasi untuk membantu memusatkan perhatian pada masalah yang menyimpang, ketidak beresan, ketidak efesienan dan kesempatan-kesempatan yang dapat dilakukan informasi tersebut untuk menjawab pertanyaan, ”What problem should I look into?” Dalam sebuah organisasi bisnis tau perusahaan, informasi tipe ini akan membantu manajemen menengah untuk melihat penyimpangan-penyimpangan yang terjadi.
3. Informasi Pemecahan Masalah (Problem Solving Information) Merupakan informasi yang membantu pengambilan keputusan untuk memecahkn permasalahan yang tengah dihadapi. Informasi ini untuk menjawab pertanyaan”Of the several ways of doing is the job,which is the best?” Problem solving biasanya dihubungkan dengan keputusan-keputusan yang tidak berulang-ulang serta situasi yang membutuhkan analisis yang dilakukan oleh manajemen tingkat atas.
Masih bersentuhan dengan perkembangan STI dalam sebuah organisasai yang bergerak di bidang bisnis khususnya, informasi mengambil beberapa krakteristik.Karakteristik yang berbeda tersebut biasanya disebabkan pembagian tingkat manajemen yang diberlakukan dalam sebuah organisasi bisnis. Setiap level manajemen memiliki perbedaan fungsi dn fokus kerja sehingga membutuhkan informasi yang relevan pula. Karena itulah sebenarnya, informasi mengikuti karakteristik dari tiap level manajemen yang ada. Beberapa karakteristik yang bisa disebutkan antara lain:
1. Kepadatan Informasi
Manajemen tingkat bawah biasanya memerlukan informasi yang berkarakter mendetail dan terperinci atau dengan kata lain, kurang padat. Hal tersebut terjadi karena manajemen level bawah lebih banyak berkecimpung dengan tugas pengendalian operasi langsung. Sedangkan untuk tersaring, lebih ringkas dan semakin padat.

2. Frekuensi Informasi
Frekuensi informsi yang diterima manajemen yang berbeda pula. Untuk manajemen tingkat bawah biasanya lebih cenderung rutin karena berkaitan dengan tugas yang rutin pula serta berulang-ulang. Semakin tinggi level manajemen, informasi yang dibutuhkan akan semakin tidak rutin dan seringkali ad hoc atau mendadak karena manajemen yang makin tinggi seringkali dihadapkan pada pengambilan keputusan yang tidak terstuktur dan dimana pola dan waktunya tidak pasti.



3. Jadwal Informasi
Masih berkaitan dengan frekuensi. Karakter informasi yang disajikan secara periodik dan jadwal yang jelas biasanya dikonsumsi oleh manajemen tingkat bawah. sedangkan manajemen yang lebih tinggi biasanya tidak terjadwal
4. Periode Informasi Tersebut Dibutuhkan
Manajemen tingkat bawah lebih membutuhkan informasi historis untuk mengevaluasi tugas-tugas rutin yang sudah terjadi. Sedangkan karakter informasi yang dibutuhkan manajemen yang lebih tinggi cenderung informasi prediksi yang menyangkut nilai masa depan.
5. Akses Informasi
Informasi historis rutin/periodik, berulang-ulang dapat diakses secara offline. Sajian offline ini di tujukan untuk manajemen tingkat bawah sebaliknya untuk manajemen tingkat atas yang memerlukan informasi kapanpun diperlukan akses informasi secara online.

6. Luas Informasi
Terfokus pada masalah tertentu digunakan oleh manajemen tingkat bawah yang memang mempunyi tugas yang khusus. Sedangkan untuk manajemen tingkat atas membutuhkan informasi yang semakin luas karena manajemen tingkat atas berhubungan dengan permasalahan yang lebih luas.
7. Sumber Informasi
Manajemen tingkat bawah biasanya lebih terfokus pada pengendalian operasi internal perusahaan, maka manajemen tingkat ini memerlukan informasi yang bersumber pada internal perusahaan itu sendiri. Sedangkan untuk manajemen tingkat atas yang berorientasi pada strategi dan perencanaan di masa yang akan datang, selain informasi internal,diperlukan juga informasi yang bersumber dari eksternal perusahaan itu sendiri.


comment 1 comments:

Anonim mengatakan...

thanks for infonya

Posting Komentar

Delete this element to display blogger navbar

 
© Kraeng Adhy | Design by Blog template in collaboration with Concert Tickets, and Menopause symptoms
Powered by Blogger